Tuesday, July 10, 2012

LOVE is...

Cinta, jaman sekarang mudah sekali mengatakan cinta. Cinta dimana-mana, Semua atas nama cinta. Apa benar itu cinta. Katanya cinta akan memberikan yang terbaik pada yang memberikan cinta dengan baik dan tidak memberikan apapun pada yang tidak memberikan cinta dengan baik. Apakah orang yang mengatakan itu mencintai? Dia hanya meminta dicintai bukan mencintai.

Cinta tidak tahu balas dendam, tetap memberikan yang terbaik pada yang dicintai tanpa melihat kondisi, tanpa melihat apa yang diberikan. Karena cinta hanya memberi. Sakit, memang sakit hanya memberi lalu mendapatkan balasan yang sewenang-wenang dan mengecewakan. Jangan berani mencintai apabila takut tersakiti. Jaman sekarang itulah resiko cinta. Para pecinta palsu harus meminta maaf pada pecinta sejati karena memberikan kepalsuan cinta, perasaan suka yang beratas namakan cinta.

Tangis, tawa, senyuman, cemberut, sedih, senang, itulah rasa cinta. Boleh saja menangis, tapi jangan larut dalam kesedihan. Sesakit apapun yang kamu terima dari orang yang kamu cintai, yakinlah dia bisa menyembuhkan sakitmu itu. Kalau dia tidak bisa, yakinlah akan ada yang datang menyembuhkanmu. Kalau masih tidak bisa, yakinlah Tuhan yang menciptakan cinta dan mencintai dengan sempurna bisa menyembuhkanmu.

LOVE is LIVE, sulit hidup tanpa mencintai. Namun seringkali kita salah menganggap perasaan suka adalah perasaan cinta. Dan seringkali kita menerima cinta palsu. Lihat masa depan, jangan hanya lihat masa kini, dan jangan lihat masa lalu. Dengan itu kamu bisa mencintai, cinta sejati. Bukan kenyamanan semata tanpa tujuan yang pasti. Tinggalkan para pecinta palsu yang membuatmu nyaman dan terikat. Mereka tidak mencintaimu, hanya ingin memilikimu. Karena cinta tidak hanya memberikan kenyamanan, namun kesakitan untuk membuat kita kuat, tangisan untuk membuat kita merasakan apa itu kebahagiaan.

By Bavai Damos Natanael Siagian
10 Juli 2012, Bandung
@SMAN 9

Monday, June 11, 2012

Our Journey (The War)

To be one, yes, from two become one. Every couple have one same thing, it's called love. Love is the power for the couple to start and keep their journey go on. The journey from two become one. And love also the power for them to stay together no matter what happen.

Dear, this is our journey. Our journey from you with yourself and me with myself to be us with ourselves. Just two of us no third person between us. Stick together my dear, use our love, we will be alright. Don't leave me here.

Our journey will be like a war. The war between us and those who stand againts us. Don't give up, I will never let you fight alone. My dear, I will sacrifice myself for you when there's someone attack you. I will not let them hurt you. Stay with me, you'll be alright. Tears, it's nothing but a sacrifice for love. It's the cost, the risk I have to take. Just to unite us become one. When there's one of us fall, the other one must help. We'll be alright.

Don't give up, after this war we will live happily. End of war, prize of our struggling love life. Peace, the first thing we will earn for our victory. An eternal love for us, never end. And of course we will be one.

(note: Written by tears and love of me for the one I love. Don't give up dear, I do love you Aoi Mizuki)

With love, Shin Kibou...

Thursday, May 31, 2012

Feel The Pain

Bantu aku untuk hidup, bimbing hidupku. Itupun kalau kau bisa, tak usah dipaksakan. Hidupku pun sudah terlalu berat untuk dilanjutkan, terlalu sulit dan rumit untuk diselesaikan. Keseharianku hanya seperti angin yang pergi tak tentu arah. Menabrak rumah, menabrak pohon, menabrak semua yang ada di depanku. Aku butuh perhatian mereka, tapi aku tak terlihat di mata mereka. Mereka hanya bisa merasakan amarahku, kesalku, kebencianku, tawaku, senyumku, tapi aku tak dihiraukan. Sedangkan aku sakit menabrak mereka.

Seberapa banyak kau bisa mengerti kesakitanku ini? Kau pikir mudah jalani hidup seperti ini? Sulit, sangat sulit. Rasakan dahulu hidup sepertiku, baru kau bisa mengerti seberapa berat hidup seperti angin. Bicara tak dihiraukan, berkarya tak dihargai, sulit sekali mendapat kepercayaan orang lain. Ku buktikan aku tidak lemah, ku buktikan aku tidak buruk, ku buktikan aku dewasa, tapi tak ada hasilnya. 

Rasakan sakitnya! RASAKAN SAKITNYA!! Kau tahu apa?! 

Lelah, aku lelah begini terus, kapan aku bisa tenang? Ayolah bantu aku! Tapi kau tahu apa? Ya sudahlah, begini saja.. Kau ikut aku, rasakan hidup sepertiku. Jangan banyak bicara, jangan berontak, ikut saja. Setelah kau rasakan kau bebas bicara apapun padaku. Aku pun akan mengikutimu, tapi tolong jangan tinggalkanku. Aku percaya padamu kalau kau bisa selesaikan masalahku ini. Tapi... 

RASAKAN DULU SAKIT YANG KU ALAMI!!

By Bavai Damos Natanael Siagian
31 Mei 2012, Bandung
@My House

The Missing Lost Thing

Hopeless: Memang sudah hilang ya sudahlah, untuk apa dicari lagi kalau memang sudah hilang.
Hopeful  : Masih ada harapan, sobat.
Hopeless: Harapan apa? Berharap yang hilang bisa kembali sendiri?
Hopeful  : Berharap saja ada yang menemukannya untukmu.
Hopeless: Tidak mungkin, kamu tahu kan, yang hilang itu memang sudah tidak ada. Untuk apa berharap?
Hopeful  : Berharap saja ada yang bisa membuatnya menjadi ada.
Hopeless: Tidak mungkin!
Hopeful  : Mungkin saja, jangan berpandangan orang lain tidak bisa apa-apa untuk masalahmu.
Hopeless: Kalau memang terbukti?
Hopeful  : Yakinlah itu bukan yang sebenarnya, kalau itu hanya yang kamu lihat di luarnya saja.
Hopeless: Siapa yang bisa membuat hatiku terisi penuh?
Hopeful  : Tuhan, sobat.
Hopeless: Dimana Dia, aku tidak melihat-Nya. Dia pun sesuatu yang hilang.
Hopeful  : Hatimu yang tidak hidup itulah yang membuatmu kehilangan Dia.
Hopeless: Begitukah?
Hopeful  : Ya, begitulah, mau kubantu menghidupkan hatimu?
Hopeless: Memangnya kamu bisa? Hatiku bahkan sudah hilang.
Hopeful  : Aku harap aku bisa. Kalau hatimu hilang, kuberikan sebagian hatiku untukmu.
Hopeless: Tidak perlu, aku juga tidak butuh lagi. Aku takut hati itu rusak lalu hilang lagi.
Hopeful  : Tak apa, akan kuberikan lagi.
Hopeless: Tidak usah.
Hopeful  : Kalau begitu biarkan aku berharap untukmu. Berharap agar kamu menemukan hatimu, maka kamu akan menemukan Tuhan. Setelah kamu menemukan-Nya, kamu bisa mendapatkan kembali isi hatimu. The missing lost thing, the missing thing is your heart, so you lost your God. When the missing thing is your God, you lost everything.

By Bavai Damos Natanael Siagian
31 April 2012, Bandung
@My House

Monday, May 21, 2012

Pulang (My Prayer)

Aku sudah pergi lama dari-Mu, aku merindukan-Mu. Pelukan-Mu yang hangat dan nyaman. Senyum-Mu yang menenangkanku. Tuhan, aku merindukan semua itu, aku merindukan-Mu. Aku ingin pulang.

Kini hidupku berat, Tuhan. Telah cukup lama aku "mandiri" tanpa-Mu. Aku harus melawan setan dunia ini, mengasihi sesama yang memusuhiku, menasihati orang yang tidak peduli padaku, aku lelah.

Aku ingin pulang, seperti anak yang hilang, aku ingin kembali dan memeluk-Mu, Bapa. Aku tak bisa sendiri, aku tak cukup kuat menghadapi semuanya. Aku menangis tetapi tidak ada yang peduli, aku berteriak tetapi tidak ada yang mendengar. Kenapa dunia lebih menyukai setan yang membuat mereka nyaman daripada Engkau yang membuat mereka damai? Tidak tahukah mereka kalau itu hanya kenyamanan semu yang setan beri?

Tuhan, selamatkan mereka. Aku tak bisa sendiri, aku tak bisa tanpa-Mu. Aku tahu hanya Engkau yang bisa mengubah mereka, pikiran mereka, hati mereka. Tapi apakah mereka mau? Apa mereka mau melepas kenyamanan semu itu? Bapa, sadarkan mereka. Sadarkan aku dan ubah juga aku menjadi alat-Mu yang kuat.

By Bavai Damos Natanael Siagian
19 Mei 2012, Bandung
@Gramedia Merdeka

Sunday, May 13, 2012

We're Dust

Sombong, dasar sombong, apa yang tak kau punya? Hidupmu sempurna? Jadi serendah itu kau tahu tentang kesempurnaan. Harus kau tahu, tak ada yang sempurna. Sia-sia saja kau begitu, tak akan menghasilkan apa-apa. Yang kau lakukan hanya menyenangkan dirimu sendiri, terpikirkah olehmu orang-orang yang ada di sekitarmu? Harta, kecantikan, ketampanan, kepintaran, semuanya hanya sementara, hanya puluhan tahun bersamamu. Untuk apa kau sombongkan? Semua juga bisa mendapatkan itu.

Persahabatan, apa kau punya sahabat itu? Sahabat sejati yang tau yang terbaik untukmu. Yang kau punya hanya sahabat yang membawamu untuk sombong dan semakin sombong. Kau punya komunitas "Tumbuh Bersama", faktanya kalian sombong bersama. Aku memang sampah bagi kalian yang punya segalanya, aku hanya salah satu dari sampah-sampah yang kalian hina. Kau tahu betapa sakitnya kami? Kau tahu apa tentang kami para sampah ini?

Aku hanya ingin hidup sesuai jalanku, karena akulah yang memilih jalan hidupku, bukan kau. Aku tahu kau berniat baik sesuai jalanmu, sesuai dengan yang kau anggap benar. Namun sayang sekali sobat, kau malah merendahkanku, bukan hanya aku, tapi kami yang tersisihkan dari kalian. Kau harus tahu mengapa kami begini, tenang saja, aku akan berubah. Tapi tunggu dulu, aku belum kuat, kami belum kuat. Kuatkan aku sebelum kau ingin mengubahku.

Kita sama-sama debu, diciptakan dari debu. Sebagus apapun kau, kau tetap debu, sejelek apapun aku, akupun debu. Dari debu akan kembali menjadi debu. Percumalah sudah kini kesombonganmu sobat. Aku ingin berubah, lebih baik dari yang kau inginkan dariku. Terima kasih atas jalan yang sudah kau tunjukkan untukku. Jalan untuk keluar dari kekelaman ini, aku pun muak dengan semua ini. Tapi aku tak bisa apa-apa sekarang, tapi aku berusaha.

Kita sama-sama debu, kita mengikuti angin dunia ini. Apa yang dapat debu lakukan untuk melawan angin? Hanya menempel pada benda di sekitar kita. Debu akan terus menempel sebelum angin semakin menderu menerpa. Debu tak bisa apa-apa, tak usah kau sombong.

By Bavai Damos Natanael Siagian
13 Mei 2012, Bandung
@My Home

Friday, May 4, 2012

Cukuplah Bersedih

Sudah bertahun-tahun kau begitu, menangis dan menangis. Habislah air matamu menangisi kesedihanmu. Sebenarnya apa masalahmu? Cukuplah kau bersedih, tak ada gunanya. Aku ada di sini untukmu, menemanimu dalam sepimu, mencoba menghapus kesedihanmu. Kalau kau tidak kuat berjalan sendiri, aku akan menggendongmu.Kau tidak sendiri, jangan memaksakan diri.

Kesedihanmu akan berakhir, tergantung pada siapa kau berpegang. Pada Tuhan kah atau pada dunia ini? Aku hanya membantumu, jangan kau berpegangan padaku. Berpeganganlah pada Tuhan, Dia yang tahu segalanya tentangmu.

Hari demi hari aku bersamamu, melihat perkembanganmu. Aku menanti berakhirnya kesedihanmu itu. Aku ingin melihat senyummu yang manis dan penuh kedamaian. Bahagianya aku jika dapat melihatmu begitu. Aku ini hanya orang biasa yang ingin membuatmu luar biasa. Luar biasa tegarnya dalam hidup, luar biasa sabarnya menghadapi masalah.

Berjanjilah padaku satu hari nanti kau akan berhenti bersedih. Aku akan selalu ada untukmu hingga hari itu tiba dan untuk hari-hari selanjutnya. Aku bawakan tawaku untukmu, aku berikan senyumku untukmu, kubagikan bahgiaku untukmu, agar tiada lagi kesedihanmu.

Jangan menyerah, karena kau dicintai. Jangan menyerah, ini hanya beban dunia. Saat hatimu berat, aku akan mengangkatnya untukmu. Jangan menyerah, karena kau ingin didengar. Saat keheningan membungkammu, aku akan menghancurkannya untukmu. Jangan menyerah, karena semua orang ingin dimengerti. Setidaknya aku dapat mendengar dan mengerti keinginanmu. Jangan menyerah, itu hanya kepedihan yang kau sembunyikan. Saat kau tersesat di dalamnya, aku akan mencarimu. Jangan menyerah, karena kau ingin bercahaya. Saat kegelapan membutakanmu, aku akan menyinarimu dan membimbingmu.

By Bavai Damos Natanael Siagian
4 Mei 2012, Bandung
@My Home

Wednesday, May 2, 2012

Peperangan Jiwa

Hai kau jiwa yang hilang, sedang apa kamu bersama mereka? Kau tak seharusnya ada di sana, mereka penyesat. Kemarilah sebelum terlambat, ayo, kemarilah. Sadarlah, kau sudah dipengaruhi. Lihatlah hidupmu, dimana kedamaian terpancar dari hidupmu?

Katanya kau nyaman di sana, banyak kesenangan kau dapatkan di sana. Benarkah itu? Jujur aku tak dapat melihat apa yang kau katakan itu. Kau makin terlihat suram dan kacau, sorot matamu menandakan kau tidak nyaman, kau tidak bahagia. Kebencian terpantul jelas pada  matamu, kebencian mengontrol hidupmu. Sadarlah dan lihatlah siapa yang sebenarnya mencintaimu! Orang yang memberikanmu kenyamanan tapi membuatmu tersesat atau orang yang buatmu tak nyaman karena omelannya yang menyebalkan namun baik untuk hidupmu?

Bukalah mata hatimu yang dibutakan oleh cinta yang salah, oleh cinta yang sia-sia. Kau bilang ingin bahagia namun kau tak menurut pada nasihat-nasihat baik. Para penyesat selalu bisa menarik hati orang, dan kau telah ditarik dan terjerumus. Lawan mereka, perangi mereka, mereka tak pantas bersamamu. Kau lebih beradab daripada mereka, kau lebih baik daripada mereka.

Perangi mereka, lawan mereka. Kau pasti menang, kau tidak sendiri, ada aku di sini. Kenapa kau tak menganggap aku menolongmu? Apa kau masih memilih hidup bersama para penyesat? Tolong kemarilah, aku tak mau kau tertinggal di belakang dan menangis sendirian. Kemarilah!

By Bavai Damos Natanael Siagian
2 Mei 2012, Bandung
@My Home

Tuesday, May 1, 2012

Siapakah Aku?

Aku hidup seperti orang kebanyakan, awalnya. Aku bergaul sesuai dengan cara bergaul orang kebanyakan, sepertinya. Aku ada di dunia ini, dimana orang-orang itu hidup. Dunia ini kehilangan rasa sosial, kataku dalam keheningan di keramaian. Aku kehilangan dia yang kucintai.

Aku hidup di dalam kota yang besar, banyak orang lalu lalang ke sana kemari. Aku ada di tengah-tengah mereka. Aku kesepian dalam keramaian. Aku kesepian bukan karena sendirian, banyak orang di sekitarku. Aku kesepian karena tidak ada orang yang kucintai di sini, dalam keramaian ini.

Aku tertidur pada satu malam, aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku dapat terbang, aku terbang tanpa sayap. Melesat pergi keluar dari kota ini tanpa ada yang menghambatku. Aku pergi ke padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Langit sore keemasan, sungguh indah. Aku bersender pada sebatang pohon besar yang rindang di tengah padang rumput itu, memejamkan mata dan menikmati kesendirianku yang sejati ini. Aku kesepian, namun kali ini lebih sesuai. Tidak ada siapapun di sana selain aku. Inilah yang kumau jika aku tak dapat bertemu dengannya lagi. Sunyi sepi sendiri di tempat yang indah. Dari kejauhan kulihat seseorang datang padaku, seorang perempuan. Dia datang padaku, namun tak cukup dekat untuk melihat wajahnya. Aku pun mendekatinya, berusaha untuk mengetahui siapakah dia.

Aku datang mendekatinya, saat aku mendekat, dia menghilang. Mimpiku berakhir. Aku terbangun dari tidurku dan menyimpan tanya, siapakah perempuan itu? Aku bangun dari tempat tidurku lalu melanjutkan kehidupanku seperti biasa, seperti orang kebanyakan. Berharap tidurku malam ini akan melanjutkan mimpiku semalam.

Pada malam itu aku pulang dengan tubuh lemas aku menuju kamarku, tertidur pulas. Aku bermimpi lagi, kali ini aku terbang dengan sayap putih besar menuju padang rumput itu. Kali ini aku tidak duduk diam, aku langsung menuju tempat dimana perempuan itu muncul. Dan akhirnya dia tak muncul juga, apakah aku tak bisa melihatnya? Tiba-tiba ada yang memeluk lembut dari belakangku. Perempuan itu memelukku, aku langsung mengenalinya, dia adalah perempuan yang kucintai selama ini. Aku memeluknya, mendekapnya. Kami berjalan-jalan berdua di padang rumput itu. Bahagianya aku dapat melihatnya lagi, kami tertawa, berlari-lari, dan kami beristirahat bersama di pohon besar itu. Aku mendekapnya lagi, tangan dan sayapku menjadi selimut baginya.

Aku terbangun dengan senyuman yang ringan. Senyuman bahagia yang tak dapat dijelaskan. Aku memulai kembali kehidupanku sehari-hari. Namun kali ini berbeda, mengapa aku masih memiliki sayap saat terbangun? Mengapa ada orang yang mirip denganku tertidur di kasurku, siapakah dia? Siapakah aku?

By Bavai Damos Natanael Siagian
1 Mei 2012, Bandung
@My Home

Tuesday, April 24, 2012

Hopeless

Aku manusia biasa. Tidak luar biasa, hidup seperti biasa saja. Tidak ada spesialnya hidup ini, tidak ada gunanya aku hidup. Aku hanya benalu bagi orang lain, apa gunaku selain merugikan yang lain? Lebih baik aku mati saja. Apa gunanya berharap lagi akan kebaikan? Apa gunanya harapan sekarang?

Jangankan berharap, aku pun sudah tak diharapkan. Aku selalu dipandang sebelah mata, bahkan aku tak dilihat. Ada atau tidak ada aku, tidak akan ada yang berubah. Aku hanya aksesoris, tidak penting. Harapanku musnah, hopeless.

Semua boleh hilang, tapi jangan sampe harapan itu hilang. Tapi sungguh malangnya aku, aku kehilangan harapanku. Hal terpenting yang aku punya dalam hidupku. Aku ingin mati! Sulit hidup tanpa harapan. Lagipula apalagi yang dapat kuharapkan? Semuanya musnah. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit. Aku tak bisa menaruh harap lagi.

Aku mencari harapan, harapan baru. Carilah maka aku akan mendapatkan, betul bukan? Aku mencari, aku menganalisa. Apakah itu adalah harapan sejati atau harapan palsu. Aku berusaha tak jadi benalu, aku berusaha berubah menjadi aku yang baru. Aku temukan harapan, kecil, aku tak tahu akan cukup atau tidak harapan kecil itu.

Saatku mulai berharap, godaan dan tantangan datang silih berganti dan tak henti-hentinya menerjangku. Aku mendekap harapanku, aku tak mau kehilangan harapanku lagi. Aku sakit, aku terluka, aku masih mendekap harapanku. Dan aku mulai berharap agar aku tak kehilangan harapan lagi, dan aku akan merawat harapan itu dengan baik. Memberikan yang terbaik untuk harapanku itu. Terkadang aku lelah, aku taruh harapanku, dan seringkali aku menghilangkan harapanku itu. Saat hilang aku mencarinya, tetapi aku, HOPELESS..


By Bavai Damos Natanael Siagian
24 April 2012, Bandung
@My Home

Thursday, April 19, 2012

Yin and Yang

Yin Yang, lambang keseimbangan. Hitam dan putih, warna yang sangat kontras, sangat berbeda. Dimanakah keseimbangan itu tergambarkan? Yang ada hanya perbedaan yang kontras. Perbedaan penyebab konflik bukan?

Perbedaan, banyak orang bertengkar karena perbedaan. Mulai dari perbedaan warna kulit, suku bangsa, agama, semuanya bertengkar karena perbedaan itu. Masihkah Yin Yang jadi lambang keseimbangan? Bahkan perbedaan hal yang kecil saja jadi pertengkaran, beda pendapat, beda pola pikir, beda sifat. Ah! Semua saja yang berbeda dipertengkarkan! Bahkan untuk hal yang tidak penting seperti perbedaan wajah pun dipertengkarkan. Bodoh sekali bukan?

Perbedaan bukan untuk dipertengkarkan dan dipermasalahkan. Perbedaan memang sengaja diciptakan. Agar semuanya tidak seperti robot yang dikontrol secara otomatis oleh satu mesin. Keegoisan pun diciptakan agar tidak terjadi kesamaan dalam semua hal. Perbedaan dapat menjadi pelengkap bagimu, sobat. Bayangkan saja kalau semuanya harus sama. Apakah pernah terbayangkan jika semua jarimu hanya jari telunjuk? Aneh bukan? Maka diciptakanlah jari-jari yang lain, yang berbeda rupa dan bentuknya.

Jangan anggap dirimu paling benar, sebab jikalau memang kamu benar, kamu hanyalah sebijih pasir dari pasir di seluruh pantai di dunia. Kebenaranmu hanya sekecil itu. Jangan juga menganggap orang yang berbeda tak dapat mengerti dirimu. Mungkin dia tidak mengerti kamu, menurutmu. Tapi baginya, dia sudah mengerti dirimu dengan caranya sendiri. Cara yang berbeda dengan pandanganmu.

Perbedaan pasti ada, terima saja, jadikan itu pelengkapmu. Yin Yang, hitam dan putih. Perbedaan yang kontras namun tegas. Tidak abu-abu. Hitam melengkapi putih yang terang, dan putih melengkapi hitam yang gelap. Itulah saling melengkapi.

By Bavai Damos Natanael Siagian
19 April 2012, Bandung
@My Home

Keahlian Tembus Pandang

Keahlian apa yang kau punya? Keahlian dalam hal akademis atau non akademis? Keahlian membuat sesuatu atau memperbaiki sesuatu? Aku mempunyai keahlian "super", keahlian yang dimiliki "Super Hero", tepatnya keahlian hantu. Keahlian tembus pandang.Aku tak terlihat. Aku di sini bersama kalian. Aku di sini di dalam keramaian. Namun aku tak terlihat, tembus pandang.

Aku berkarya, aku berpendapat, namun tak ada yang direspon. Aku tak terlihat bagi kalian. HEI! AKU DI SINI! Teriakku dalam hati. Namun mata hati kalian tak juga melihatku. Aku peduli kepada kalian, tapi kalian tak peduli padaku. Tentu saja begitu, sebab aku tak terlihat. Lelah aku teriak, percuma saja bukan?

Aku berjalan diantara kalian. Melewati kalian dengan memandang lurus ke depan. Berjalan terus sampai ada yang melihatku dan menyapaku. Sudah bertahun-tahun aku berjalan di antara kalian, berusaha untuk terlihat. Satu hari aku menyerah dan pergi ke pojokan gelap, sendiri, mencekam. Aku menangis. Pojokan gelap itu pun semakin suram.

Di pojokan lain aku menemukan cinta kecil, cintamu. Satu hal yang kutahu, kamu memiliki "keahlian" yang sama denganku, tembus pandang. Kamu memandangku, menyuguhkan cinta kecilmu padaku. Aku terima dengan senang hati. Bukan hanya melihatku, tapi dia juga memberiku cinta, meskipun kecil, aku tak peduli. Aku sangat butuh cinta. Cintaku besar namun aku tak bisa mencintai diriku sendiri, karena tetap saja aku sendirian. Aku sadari hal lain, aku yang tembus pandang, hanya dapat dilihat olehmu yang juga tembus pandang.

By Bavai Damos Natanael Siagian
(Before story of  "Tangisan yang Tak Pudar")
2 April 2012, Bandung
@SMAK 2 BPK PENABUR

Words of My Heart: Menulis

Words of My Heart: Menulis: Dengan alat apakah yang sering kamu pakai untuk menulis? Pensil? Bolpen? Ataukah komputer? Apa alasanmu menggunakannya? Aku suka menulis d...

Words of My Heart

Kalimat-kalimat yang tertulis berasal dari hati. Kata per kata muncul dari hati. Hati seperti apakah yang dapat mengungkapkan semua ini? Hati yang penuh cinta dan tak bercacatkah? Atau hati yang hancur yang penuh luka? Hanya dia yang mencintaiku yang tahu bagaimana hatiku ini. Apakah kamu ingin tahu juga?

Baiklah aku jelaskan bagaimana hatiku.

Hatiku bukan hati yang tak bercacat, banyak luka. Perih rasanya, menyakitkan. Hati yang hancur, disentuh sedikit pun pasti sakit. Terkadang sentuhan cinta pun jadi terasa menyakitkan. Namun sentuhan cinta itu bagaikan obat bagiku, kadang terasa perih, namun dampaknya menyembuhkan luka.

Hati inilah yang dapat mengungkapkan semua yang aku tulis. Hatiku yang membuat kata per kata itu. Hatiku yang menyusun kalimat-kalimat itu. Hatiku, hancur, namun penuh cinta. Bagaimana dengan hatimu? Aku harap, bagaimanapun keadaan hatimu, kamu masih dapat mengungkapkan perasaanmu.

Hatimu bukanlah mainan, ingat itu. Perasaanmu pun bukan mainan. Jangan kamu pakai untuk hal-hal tidak berguna. Hatimu hanya ada satu, jangan kamu berikan pada banyak orang. Hatimu mudah hancur, tapi jangan menyerah karena patah hati. Hati yang hancur, patah, dapat disembuhkan dengan cinta. Jangan menyerah sobat, sekali lagi jangan menyerah. Kamu dicintai, hargai cinta yang diberikan untukmu. Jangan sia-siakan cinta yang diberikan, sebab cinta bukanlah hal yang murah dan mudah didapatkan. Tidak seperti rasa suka yang kau dapatkan dari orang lain karena kamu cantik, tampan, pintar, baik, ramah, perhatian, dan sebagainya yang membuat orang lain suka padamu. Cinta lebih dari itu.

Kembali lagi pada hatiku yang menulis semua ini. Hati ini sungguh aku banggakan, apalagi ada dia yang kucintai di dalamnya. Tulisan dari hati, ungkapan hati, semua yang berasal dari hati, lebih berdampak daripada yang berasal dari keegoisanmu. Hatimu adalah pengubah dunia. Seperti apakah hatimu?

By Bavai Damos Natanael Siagian
19 April 2012, Bandung
@Father's Office

Wednesday, April 18, 2012

Halaman Selanjutnya

Ini ceritaku, kuceritakan untuk mereka yang menyerah. Yang diam pada halaman cerita hidupnya yang menyedihkan. Yang takut membuka halaman selanjutnya.

Hidupku tak seindah senyumku, tak seceria tawaku. Buku cerita hidupku sungguh menyedihkan. Halaman demi halaman kulewati. Sakit, pedih, membuatku sempat patah semangat. Mungkin kalian bilang kalau kalian pasrah, padahal kalian menyerah. Takut membuka halaman selanjutnya. Apakah kamu pernah mengalami apa yang telah kualami? Mungkin pernah. Cobalah buka halaman selanjutnya. Kalau kalian pernah mengalami yang kualami, bukalah!

Jangan kalian hanya menerima kenyataan, hadapi kenyataan itu. Bukalah halaman selanjutnya, tulislah kembali kisah hidupmu. Jangan katakan aku tidak tahu penderitaanmu, aku tahu dan aku sudah mengalami. Aku pernah jatuh dan tak dapat berdiri, tiada siapapun di sana, hanya ada aku yang tertelungkup di tanah. Aku berusaha maju, merayap bagai orang yang kehilangan kakinya. Aku terjatuh di dalam kegelapan, aku merayap menuju cahaya kecil di ujung sana.

Kalian memang terlihat tegar, tidak sepertiku yang menangis hingga menangis darah. Kalian berdiri namun tak beranjak, sedangkanku merayap maju. Majulah perlahan, sakit, tapi tetaplah maju. Ada cahaya pada halaman selanjutnya. Ada aku yang telah sampai di sana. Bukalah halaman selanjutnya, tuliskan kisah hidupmu.

By Bavai Damos Natanael Siagian
1 April 2012, Bandung
@My Home

Tangisan yang Tak Pudar

Kau termenung sendiri di pojok sana. Gelap, sepi, mencekam. Kau menangis, meratapi dia yang pergi tinggalkanmu. Kau sadar aku yang mengamatimu dari pojok gelap lain. Aku menangis, meratapi dia yang telah pergi tinggalkanku.

Aku ingin memelukmu, dan akupun ingin kau peluk. Air mataku hampir habis. Aku merayap mendekatimu, kaupun datang, perlahan tapi pasti. Air matamu masih berlinang. Kau berusaha bangkit namun tak mampu. Aku bangkit dan berusaha membangkitkanmu.

Aku tahu betapa dalamnya cintamu padanya. Tangisanmu tak pudar seraya dirimu datang mendekatiku. Kuhapus air matamu. Aku mendekapmu, berusaha membuatmu nyaman. Terkadang pelukanku terlalu kuat dan menambah tangismu.

Tangisanmu sedikit memudar. Aku berharap tangisan itu akan hilang. Kuberikan harapan itu padamu. Tangisan yang tak pudar, akan menghilang. Tangisan sedih itu, akan menjadi tangisan haru, tangisan bahagia. Tangisan yang tak pudar, tak akan terjadi lagi. Aku di sini untukmu.

By  Bavai Damos Natanael Siagian
1 April 2012, Bandung
@My Home

Segalanya Bagimu

Aku... Inilah aku, aku yang mencintaimu. Mencintai dirimu yang telah hilang arah. Lihatlah aku,  ikutlah aku. Aku melihat jalan, jalan yang menuju kebahagiaan. Kau yang telah hilang arah, kau selalu mencari arah. Kau pun kehilangan banyak hal, sedangkan aku memiliki banyak hal.

Cinta itu memberi, memberi apapun yang dimiliki. Aku berikan semuanya untukmu, itu kataku. Segalanya bagimu. Kuberikan padamu apa yang aku miliki. Cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, kesabaran, segalanya bagimu. Kau hanya memiliki sedikit cinta, kau berikan itu padaku. Aku tak puas. Aku marah. Aku merasa rugi.

Dasar bodoh, aku marah pada diriku sendiri. Aku tahu memang hanya itu yang kau punya. Hanya itu yang bisa kau berikan. Seharusnya aku pun tidak mengatakan "hanya". Itu yang kau berikan. Itu kalimat yang mendekati benar. Segalanya bagimu, itu katamu. Itulah kalimat terbaik.

Aku sadar, cintamulah yang sejati. Kau yang memberi segalanya, bukan aku. Aku memberi yang aku punya, masih kusisakan di dalam diriku. Setelah kupikirkan lagi, ini kusimpan untukmu, untuk mencintaimu lebih dan lebih lagi tiap hari. Dan cinta kecilmu ini, akan kurawat hingga bertumbuh menjadi cinta yang besar. Cinta sejati, segalanya bagimu, itu kata kita. Segalanya untuk kita.

By Bavai Damos Natanael Siagian
1 April 2012, Bandung
@My home

Tuesday, April 17, 2012

Menulis

Dengan alat apakah yang sering kamu pakai untuk menulis? Pensil? Bolpen? Ataukah komputer? Apa alasanmu menggunakannya?

Aku suka menulis dengan bolpen. Kenapa? Sebab dia tak dapat dihapus, permanen. Tapi sayangnya, saat terjadi kesalahan, aku hanya bisa menutupinya, bukan menghapusnya. Sebab percuma saja kuhapus, tak akan hilang.Aku merasa hidupku seperti tinta yang keluar dari bolpen. Sedangkan aku sendiri adalah bolpen itu. Aku bergerak dan meninggalkan jejak, membuat suatu karya. Hidup tentu saja tak dapat hilang, permanen. Kita tidak bisa menghapus hidup kita yang sudah lewat. Mungkin kamu pernah menganggap kalau kamu bisa menghapus hidupmu, masa lalumu. Kamu salah, kamu hanya menutupinya, menggoresnya atau melumurinya. Semakin kita gores, akan semakin rusak media yang kau pakai, apalagi melumurinya dengan cairan, menunggunya kering lalu kamu tulis kembali di atasnya. Kamu berpura-pura tidak tahu dengan kejadian yang pernah kamu tulis di bawahnya.

Kesalahan kita tak akan hilang, hanya bisa diperbaiki pada kata-kata selanjutnya yang akan kita tulis. Jangan takut untuk salah menulis sebab kamu dapat memperbaikinya pada kata-kata berikutnya. Jangan ulangi cerita yang sama. Pembaca akan bosan membacanya meskipun hanya kamu yang membacanya. Jangan hidup seperti goresan pensil, yang dapat meninggalkan jejak seenaknya lalu menghapusnya lagi. Meskipun meninggalkan jejak yang baik, orang lain dapat menghapusnya.

Cobalah untuk menulis tentang hidupmu jika kamu ingin tau bagaimana kehidupan yang telah kamu alami. Tulislah dengan pensil jika kamu sadar sering membohongi dirimu sendiri. Tulislah dengan bolpen jika kamu ingin tahu bagaimana memperbaiki kesalahanmu. Tulisan tentang hidupmu akan menjadi berkat untuk orang yang mau mengerti, namun dapat jadi hinaan untukmu jika orang yang membacanya tidak mau mengerti.

By Bavai Damos Natanael Siagian
27 Maret 2012, Bandung
@Istana Plaza

My Dream

Aku hidup dalam mimpi, mimpi bersambung yang tak berakhir. Ada mimpi yang menyenangkan, ada juga mimpi yang menyedihkan. Mimpi yang menyenangkan sangat aku inginkan untuk menjadi kenyataan, sedangkan mimpi yang menyedihkan.... aku bersyukur itu hanya mimpi.

Aku hidup dalam mimpi, mimpi bersambung yang tak berakhir. Mimpi itu selalu berubah tiap malam. Mimpi yang menyenangkan ingin kuulang pada malam berikutnya, sedangkan mimpi yang menyedihkan.... aku berharap akan berubah pada malam berikutnya. Senang dan sedih, aku alami semua selama ini, namun aku hidup dalam mimpi, tidak nyata.

Mimpi mudah hilang, namun aku hidup di dalamnya. Senang ataupun sedih, ingin kualami secara nyata, untuk mengajariku tentang kehidupan. Saatku terbangun, membuka mata, yang kulihat selalu "Laci Memori", sebuah laci kayu biasa yang tergantung di tembok kamarku. Kunamai laci itu demikian karena dari sanalah mimpiku terbentuk, ingatanku tentang kehidupan nyata yang telah lewat, hilang, sama seperti kehidupan mimpiku. Di laci itu tergantung ingatanku akan masa bahagia semu, kesenangan sementara dan kasih yang tak sampai. Aku lebih suka menganggap hidupku adalah mimpi, karena di saatku terluka, luka itu akan hilang begitu saja bersama mimpiku.

Aku ingin mengubah mimpiku esok harinya. Aku terbangun, mimpiku usai, lukaku yang kusimpan dalam mimpi musnah bersama mimpiku semalam. Bahagianya aku dapat menghapus luka dalam waktu semalam saja. Walaupun terkadang luka itu kembali dari "Laci Memori"-ku, tanpa ragu kumasukan kembali lukaku ke dalam mimpi dan musnah esok harinya.Itulah hidupku, hidup dalam mimpi, mimpiku.

Mimpi adalah harapan, namun akan musnah. Tetapi aku tak takut bermimpi, mimpi adalah hidupku. Yang kuingini sekarang hanyalah membuat satu mimpiku menjadi nyata dan tak musnah. Mimpi hidup bersamamu, mencintaimu, membahagiakanmu. Maafkan aku telah melukaimu, sebab cintaku masih di dalam mimpi.

Aku hidup dalam mimpi, mimpi bersambung yang tak berakhir. Apakah kamu akan memberikanku sesuatu untukku yang mungkin tak terlihat namun dapat mengubah "Laci Memori"-ku menjadi lebih bermakna? Yang dapat menghapus kebahagiaan semu yang telah kualami. Dapatkah kamu menghapus mimpi-mimpiku yang menyedihkan? Kamu yang berawal dari mimpiku malam itu, dapatkah kamu menjadi nyata untukku? Mimpiku yang tak berakhir, ingin kuakhiri dengan kenyataan hidup bersamamu.

By Bavai Damos Natanael Siagian
27 Maret 2012, Bandung
@Istana Plaza