Jangankan berharap, aku pun sudah tak diharapkan. Aku selalu dipandang sebelah mata, bahkan aku tak dilihat. Ada atau tidak ada aku, tidak akan ada yang berubah. Aku hanya aksesoris, tidak penting. Harapanku musnah, hopeless.
Semua boleh hilang, tapi jangan sampe harapan itu hilang. Tapi sungguh malangnya aku, aku kehilangan harapanku. Hal terpenting yang aku punya dalam hidupku. Aku ingin mati! Sulit hidup tanpa harapan. Lagipula apalagi yang dapat kuharapkan? Semuanya musnah. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit. Aku tak bisa menaruh harap lagi.
Aku mencari harapan, harapan baru. Carilah maka aku akan mendapatkan, betul bukan? Aku mencari, aku menganalisa. Apakah itu adalah harapan sejati atau harapan palsu. Aku berusaha tak jadi benalu, aku berusaha berubah menjadi aku yang baru. Aku temukan harapan, kecil, aku tak tahu akan cukup atau tidak harapan kecil itu.
Saatku mulai berharap, godaan dan tantangan datang silih berganti dan tak henti-hentinya menerjangku. Aku mendekap harapanku, aku tak mau kehilangan harapanku lagi. Aku sakit, aku terluka, aku masih mendekap harapanku. Dan aku mulai berharap agar aku tak kehilangan harapan lagi, dan aku akan merawat harapan itu dengan baik. Memberikan yang terbaik untuk harapanku itu. Terkadang aku lelah, aku taruh harapanku, dan seringkali aku menghilangkan harapanku itu. Saat hilang aku mencarinya, tetapi aku, HOPELESS..
By Bavai Damos Natanael Siagian
24 April 2012, Bandung
@My Home