Thursday, May 31, 2012

The Missing Lost Thing

Hopeless: Memang sudah hilang ya sudahlah, untuk apa dicari lagi kalau memang sudah hilang.
Hopeful  : Masih ada harapan, sobat.
Hopeless: Harapan apa? Berharap yang hilang bisa kembali sendiri?
Hopeful  : Berharap saja ada yang menemukannya untukmu.
Hopeless: Tidak mungkin, kamu tahu kan, yang hilang itu memang sudah tidak ada. Untuk apa berharap?
Hopeful  : Berharap saja ada yang bisa membuatnya menjadi ada.
Hopeless: Tidak mungkin!
Hopeful  : Mungkin saja, jangan berpandangan orang lain tidak bisa apa-apa untuk masalahmu.
Hopeless: Kalau memang terbukti?
Hopeful  : Yakinlah itu bukan yang sebenarnya, kalau itu hanya yang kamu lihat di luarnya saja.
Hopeless: Siapa yang bisa membuat hatiku terisi penuh?
Hopeful  : Tuhan, sobat.
Hopeless: Dimana Dia, aku tidak melihat-Nya. Dia pun sesuatu yang hilang.
Hopeful  : Hatimu yang tidak hidup itulah yang membuatmu kehilangan Dia.
Hopeless: Begitukah?
Hopeful  : Ya, begitulah, mau kubantu menghidupkan hatimu?
Hopeless: Memangnya kamu bisa? Hatiku bahkan sudah hilang.
Hopeful  : Aku harap aku bisa. Kalau hatimu hilang, kuberikan sebagian hatiku untukmu.
Hopeless: Tidak perlu, aku juga tidak butuh lagi. Aku takut hati itu rusak lalu hilang lagi.
Hopeful  : Tak apa, akan kuberikan lagi.
Hopeless: Tidak usah.
Hopeful  : Kalau begitu biarkan aku berharap untukmu. Berharap agar kamu menemukan hatimu, maka kamu akan menemukan Tuhan. Setelah kamu menemukan-Nya, kamu bisa mendapatkan kembali isi hatimu. The missing lost thing, the missing thing is your heart, so you lost your God. When the missing thing is your God, you lost everything.

By Bavai Damos Natanael Siagian
31 April 2012, Bandung
@My House

No comments:

Post a Comment