Thursday, September 11, 2014

Lukisan Dirimu

Aku ingin menjadikanmu sebuah lukisan, bukan sebuah patung. Meskipun kamu hanya dapat aku lihat dari satu arah, namun gambaran akan dirimu dapat membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik dan membuatku ingin selalu menatapmu. Senyum indah terlukis di wajahmu, semakin takkan ku lepas pandangku darimu.

Ingin aku simpan lukisan dirimu di tempat yang dapat dilihat banyak orang. Ingin kubagikan keindahan yang terpancar dari lukisanmu. Tidak sia-sia kerja keras dan usaha Sang Pelukis yang membuatmu, keindahan hasil karya-Nya sungguh memukau. Tidak sia-sia juga kanvas diri yang telah sakit dan pahit merasakan kuas dan cat kehidupan, dengan warna-warni problema kehidupan, menghasilkan lukisan dirimu yang indah.

Tak akan ku jual lukisan dirimu pada orang lain, kamu berharga, siapapun kamu, apapun latar belakangmu, dan jadi apa kamu, kamulah keindahan bagiku. Selalu ada permata di tengah asinnya lautan, selalu ada pelangi sehabis hujan. Kamulah lukisan terindah, terlukis indah bagai permata, terlukis indah bagai pelangi.

Bavai Damos Natanael Siagian
inspired by: Ajeng Sintia Dewi
9 September 2014
@Asrama Putra STTJ

Monday, September 8, 2014

Siapakah Aku? (2)

Aku ada tetapi tiada. Ada saat kau jatuh, tiada saat kau bangkit. Aku menjadi cahaya bagimu, katamu padaku. Aku menjadi pengganggu bagimu, katamu juga padaku. Aku hitam dan putih bagimu, tak jelas baik atau buruk, bukan abu-abu. Anggap aku sesukamu, sesuai perasaan sementaramu itu, sesuai pikiran yang tersirat di otakmu.

Mungkin saja kau menganggapku egois karena aku memintamu untuk mengerti aku. Tapi aku pun sama denganmu yang ingin dimengerti, aku masih manusia. Mungkin aku dapat menggunakan topeng kebahagiaan di depan banyak orang, tapi tidak di hadapanmu. Aku lelah melihatmu, menuntut aku ini dan itu saat kau sedih dan menghempaskan aku saat kau senang, merasa kau sendiri yang menyelesaikan masalah.

Saat aku melakukan kesalahan, butuh kurban perasaan dan pikiran sampai kau memaafkanku. Saat kau melakukan kesalahan, anggap saja angin lalu dan aku tetap ceria. Aku terlalu baik untukmu? Yang banyak tersenyum adalah orang yang banyak masalah itu adalah hal benar untukku. Dan bukan hanya masalahku sendiri, aku pun menopang masalahmu. Siapakah sebenarnya aku bagimu?

Bavai Damos Natanael Siagian
7 September 2014
@Asrama Putra STTJ

Friday, September 5, 2014

Teman

Teman hanyalah boneka perasaan kita. Ya, hanya sebuah bentuk boneka, mainkan hatinya, perasaannya, hidupnya, hancurkan saja, karena teman bukan siapa-siapa bagi kita. Kita hidup hanya untuk diri kita sendiri, untuk apa berbagi? Hanya orang gila saja yang berbagi dengan bonekanya.

Teman hanyalah kelompok manusia yang berkumpul menggunakan topeng, tidak otentik. Hanya segerombolan manusia yang bersama mencari jati diri dan perhatian orang lain. Hidup hanya demi kepentingan kelompok.

Teman hanyalah untuk menentukan derajat sosial kita. Berteman dengan orang kaya akan membuat kita dipandang sebagai orang kaya, berteman dengan anak jalanan kan membuat kita dipandang sebagai anak jalanan. Saat dunia melihat siapa teman kita, begitulah juga kita dipandangan dunia ini. Tak peduli siapa diri kita sebenarnya, tak peduli keunikan diri kita dibanding teman-teman kita.

Teman.... semoga kau tidak begitu. Aku berharap aku bisa menjadi teman terbaikmu, menerimamu, menasihatimu, mengenal keunikanmu. Aku harap kamu pun begitu, aku ingin berjalan bersamamu, tidak berjalan di belakangmu, di depanmu, tetapi berjalan di sisimu.

Bavai Damos Natanael Siagian
5 September 2014
@STTJ

Thursday, September 4, 2014

Lilin Kecil

Sobat, mengapa kau bersedih? Kehilangan? Kesepian? Aku di sini sobat, angkatlah kepalamu dan lihatlah aku di sisimu. Kamu tidak sendirian menjalani hidup ini, kita dapat berbagi banyak hal. Tidak ada hal yang memalukan untuk kau bagikan, siapapun kamu dan apapun latar belakangmu aku ada untukmu. Berbaglah sobat, meski hanya cerita keluh kesahmu, aku bahagia berbagi denganmu.

Aku ingin menjadi lilin kecil bagimu di tengah kegelapan hidupmu. Menemanimu, menerangimu, menghangatkanmu, meski kecil tapi hanya itulah yang bisa kulakukan untukmu kini. Aku ada saat kegelapan menimpamu, dan aku bahagia saat terang datang padamu meski redup cahayaku dibanding cahaya yang menerpamu. Saat kegelapan kembali hadir dalam hidupmu, aku ada di sana untukmu. Namun, akankah kau menaungiku saat angin mencoba menerpaku? Meskipun tidak, aku akan tetap berusaha menyala. Tetapi berhati-hatilah saat angin menerpaku, aku bisa menjadi api besar yang membakarmu.

Bavai Damos Natanael Siagian
4 September 2014
@STTJ